Di Kolam Renang | A R C H I L I Z O N E

BUYYYY

COLORS

DONATE

Di Kolam Renang

Posted by archilis

Kira-kira jam 12 siang, aku baru selesai makan, hpku berbunyi, ternyata yang menelepon adalah teman dekatku, Dina. Dia mengajakku untuk menemaninya di rumah omnya. Dia bilang omnya harus pergi untuk suatu urusan, jadi dia sendirian di rumah omnya. “Ada kolam renangnya Nes, kamu bawa bikini aja, kita bisa berenang sampe puas”, katanya. Kupikir gak ada salahnya nemenin Dina disana, toh aku juga gak ada kerjaan. Maka dengan taksi aku menuju alamat rumah omnya. Sesampai disana, Dina menyambutku hanya ber bikini. Memang bodi Dina sangat mengundang napsu lelaki yang melihatnya. Toketnya besar, pantat juga besar. Mana bikininya minim lagi sehingga toketnya seakan mau tumpah dari branya yang sepertinya kekecilan. Perutnya rata dan jembutnya yang lebat nongol dari bagian atas dan samping cd bikininya ang minim sekali. “Dah makan Nes”, tanyanya. “Udah”, jawabku. Aku langsung diajaknya ke halaman belakang. Kulepas pakaian luarku, tinggal bikini yang gak kalah seksinya dengan bikini Dina. Aku langsung nyebur ke kolam dan berenang mondar mandir. “Din, tadi malem kamu maen ama om ya, berapa ronde?” “Om Rizal kuat banget deh Nes, aku dikerjainya 3 ronde, malem 2 ronde dan paginya msih sekali lagi, sampe lemes deh”. “Wah nikmat dong kamu Din”. “Iya om lama lagi maennya, aku nyampe beberapa kali baru om ngecret”. “Gede gak kontolnya”. “Gede banget, ntar kalo dia pulang kita ngelayani dia gantian ya, kamu pasti nikmat deh dientot om”. Gak lama kemudian hp Dina berdering. Dia menerima telponnya, setelah selesai Dina bilang, “Nes, aku harus nganterin dokumen ke tempat temennya om. Om ada disana, dokumen pentingnya ketinggalan. Kamu aku tinggal sebentar gak apa ya”. Ya aku mau bilang apa. Segera Dina berpakaian dan meninggalkanku sendiri dirumah itu. Aku masuk kedalem rumah, membuka lemari es dan mengambil buah2an, cake dan minuman. Semuanya aku bawa kekolam. aku bersantai saja di kolam, makan dan minum sambil berenang. Karena cape, aku berbaring saja di dipan dipinggir kolam membelakangi rumah. Aku mendengar ada orang masuk dan berjalan kekolam. “Din, kamu ya”, kataku tanpa menoleh kebelakang.
ilatan itu mulai kurasakan pada leherku hingga akhirnya bertemulah bibirku dengan bibirnya yang tebal itu. Naluri sexku membuatku lupa akan segalanya, lidahku malah ikut bermain dengan liar dengan lidahnya sampai ludah kami bertukar dan menetes-netes sekitar bibir.
Om Rizal lalu berlutut sehingga kontolnya kini tepat dihadapanku yang sedang telentang didipan.
“Ayo Nes, kenalan nih sama kontol om, hehehe..!” katanya sambil menggosokkan kontol itu pada wajahku. Aku mulai menjilati kontol hitam itu mulai dari kepalanya sampai biji pelernyanya, semua kujilati sampai basah oleh liurku. Semakin lama aku semakim bersemangat melakukan oral sex itu. Kukeluarkan semua teknik menyepong-ku sampai dia mendesah nikmat. Saking asiknya aku baru sadar bahwa posisi kami telah berubah menjadi gaya 69 saat kurasakan benda basah menggelitik itilku. Dia kini berada di bawahku dan menjilati belahan nonokku, bukan cuma itu dia juga mencucuk-cucukan jarinya ke dalamnya sehingga nonokku makin lama makin basah saja. Aku disibukkan dengan kontolnya di mulutku sambil sesekali mengeluarkan desahan. Aku sungguh tidak berdaya oleh permainan lidah serta jarinya pada nonokku, tubuhku mengejang dan cairan nonokku menyembur dengan derasnya, aku telah dibuatnya nyampe. Tubuhku lemas diatas tubuh nya dan tangan kananku tetap menggenggam batang kontolnya.
emasuki nonokku. Kakiku mengejang ketika menerima sodokan pertamanya yang dilanjutkan dengan sodokan-sodokan berikutnya. Mulutku mengap-mengap mengeluarkan merintih terlebih ketika tangannya meremas-remas kedua toketku sambil sesekali dipermainkannya pentilku yang sudah mengeras. “Ooohh.. enak banget deh ngentotin kamu Nes!” celotehnya. Tusukan-tusukan itu seolah merobek tubuhku, hingga 15 menit kemudian tubuhku bagaikan kesetrum dan mengucurlah cairan dari nonokku dengan deras sampai membasahi pahaku. Aku merintih panjang sampai tubuhku melemas kembali, kepalaku jatuh tertunduk, nafasku masih kacau setelah nyampe sekali lagi. Aku mengira dia juga akan segera mengecretkan pejunya, ternyata perkiraanku salah, dia masih dengan ganas mengenjotku tanpa memberi waktu istirahat. Rambut panjangku ditariknya sehingga kepalaku terangkat. Sudah cukup lama aku digenjotnya namun belum terlihat tanda-tanda akan ngecret. Variasi gerakannya sangat lihai sampai membuatku berkelejotan, juga staminanya itu sungguh diluar dugaan. Mendadak dia menarik lepas kontolnya, aku sudah siap menerima semprotan pejunya, namun ternyata kontol itu masih mengacung dengan gagahnya.
Om Rizal lalu duduk, “Sini Nes, om pangku!” suruhnya. Aku menurut saja dan tanpa diminta lagi aku naik ke pangkuannya, taku menuntun kontolnya memasuki momokkku. Begitu kuturunkan pantatku langsung aku bergoyang di pangkuannya, dia pun membalas gerakkanku dengan menaik turunkan pantatnya berlawanan denganku sehingga tusukannya makin dalam. Wajahnya dibenamkan pada belahan toketku, tangannya yang tadi mengelus-ngelus punggungku mulai meraba toketku, mulutnya menangkap toketku yang satu lagi. Toketku disedot dan dikulumnya, kumisnya yang terkadang menyapu permukaan toketku memberi rasa geli dan sensasi yang khas. Kunaik-turunkan tubuhku dengan gencar sampai dia melenguh-lenguh keenakan, “Uuugghh..nonok kamu enak banget, Nes”. esahanku bercampur baur dengan lenguhannya. Kepalaku tengadah disertai lolongan panjang dari mulutku saat aku nyampe lagi, cairan nonokku kembali tercurah sampai membasahi dipan, secara refleks aku juga mempererat rangkulanku hingga wajahnya makin terbenam pada toketku. “Om, kuat banget sih ngentotnya, Ines dah beberapa kali nyampe, om belum ngecret juga, lemes om”. “Tapi nikmat kan?” Kemudian dia melepaskan kontolnya dan menyuruhku berlutut di hadapannya, diraihnya kepalaku dan didekatkan pada kontolnya yang lalu kujilati dan kusedot, rasanya sudah bercampur dengan cairan nonokku. Ketika tanganku sedang mengocok sambil menjilatinya tiba-tiba dia melenguh panjang dengan wajah mendongak ke atas, “Nes, aku mau ngecret, di bobok kamu ya”. Segera aku dibaringkan didipan, dia menaiki aku dan sekali enjot kontol besarnya langsung ambles semuanya di nonokku. Dienjotkannya kontolnya keluar msuk dengan cepat dan akhirnya, “Ooohh..Nes, aku ngecret” dan disusul ‘creett..creet..’ pejunya menyemprot dengan deras didalam nonokku, terasa sekali semburan kuatnya menghangati bagian dalem nonokku. Demikian lelahnya aku, sampai tubuh seperti lumpuh dan mata terasa makin berat.
Sebelum terlelap aku masih sempat mendengarnya berkata dekat kupingku “nonok kamu enak banget, aku jadi ketagihan nih!”.
ku menggelinjang menahan nikmat. Tak terasa aku sudah berada di tepi kolam daerah 1,5 meter. Tubuhku dihimpit oleh om Usman di belakang dan om Rizal di depan, keduanya memelukku sehingga posisiku seperti daging burger yang dijepit diantara 2 roti. om Rizal menciumi wajahku, sesampainya di bibir, dia langsung melumatnya, lidahnya mendesak-desak ingin masuk ke mulutku, napsuku yang kembali naik membuatku membuka mulutku mempersilakan lidahnya bermain-main di mulutku. Sesudah itu mulutnya terus turun sampai ke toketkuku. Enngghh..om..!” desahku menahan geli bercampur nikmat ketika mulutnya melumat toketkuku secara bergantian. Aku merasakan pentilku disedot, digigit pelan bahkan sesekali ditarik oleh mulutnya, sementara telapak tangan om Usman bercokol di nonokku terus saja menggosok-gosok bibir nonokku.
Beberapa saat kemudian om Usman merentangkan kedua pahaku, betisku dinaikkan ke bahunya “Nes..aku dah pengen ngentotin kamu sekarang ya!” katanya tidak sabaran. Aku melihat di bawah air sana, kontolnya yang besar dan lebih panjang dari kontol om Rizal mulai mendesak masuk ke nonokku, “Aaahhkk..ahh..om” itulah yang keluar dari mulutku saat dia menekankan dalam-dalam kontol supernya hingga amblas seluruhnya, aku meringis sambil
mencengkram lengan om Usman yang memelukku. “Ooohh..” dia juga mendesah setelah berhasil menancapkan kontolnya di dalam nonokku. “Gimana Man?? seret ga nonoknya??” tanya om Rizal pada temannya. “Buset, seret amat nih nonok, udah ga perawan tapi rasanya kaya perawan, pinter juga Ines ngerawatnya!” puji om Usmanl sambil mulai menggenjot. Aku mulai merasakan kontol itu bergerak keluar masuk pada nonokku, mula-mula gerakan itu lembut, namun lama-lama bertambah kencang. Aku mendesah-desah tidak karuan ditambah lagi dari belakang om Rizal bertubi-tubi mencupangi leher jenjangku serta mempermainkan toketku,
pantatku meliuk-liuk ke kiri-kanan sehingga om Usman makin seru menggenjotku sampai air di sekitar kami beriak dengan dahsyat. “Akkhh.. oohh..eemmhh..!” eranganku tertahan tatkala bibirku dilumat om Usman. Akupun merespon cumbuannya, lidah kami saling beradu dengan liar.
Diserang dari dua arah begini sungguh membuatku kewalahan hingga akhirnya terasa dinding-dinding nonokku berdenyut makin kencang dan erangan panjang keluar dari mulutku disertai mengejangnya tubuhku sampai menekuk ke atas, otomatis kedua toketkuku pun makin membusung. Tubuhku lemas dalam pelukan mereka. Tapi om Usman belum tampak mereda, dia
masih bersemangat menyodokkan kontolnya . Aku merasa lelah dan ingin istirahat sejenak maka
kudorong tubuh om Usman. “Udah dulu.. om, Ines lemes..uuhh” aku memelas. Dia lalu menarik lepas kontolnya dan menurunkan pahaku sehingga aku dapat sedikit bernafas lega.
“Nes, pengen diemut deh”, kata om Usman. Aku melihat ke bawah air sana, kontol om Usman yang baru saja mengacak-acak nonokku, kuraih dan kugenggam, masih keras. Dia dengan berkacak pinggang sesekali mendengus ketika jari-jarku mulai mengocok dan membelai biji pelernya. Om Rizal pun mendekatiku dan meraih tanganku yang satu, lalu diletakkan pada kontolnya. Kini kontol om Usman berada ditangan kiriku dan kontol om Rizal di tangan kananku, mereka merem melek menikmati pelayananku sambil sesekali membelai badanku. “Nah..sekarang aku pengen ngerasain mulut kamu Nes, ayo dong.. diemut ” desak om Usman. Di bawah air kuraih kontolnya dan kumasukkan dalam mulutku, karena panjangnya, benda itu sampai mentok di tenggorokanku. Lidahku mulai menjilat dan mengulum, sementara kurasakan sebuah tangan mengelus dan meremas pantatku dari belakang. Napsuku makin naik, terlebih tangan itu terkadang menyelipkan jarinya pada nonok atau pantatku. Aku makin liar mengemutnya, aku sendiri sudah merasa sesak di air. Gerakan pantatnya makin . Akhirnya beberapa semprotan kurasa menerpa langit-langit mulut dan tenggorokanku, aku menelan pejunya, rasanya asin dan kental. Segera aku timbul ke permukaan. Nafasku mengap-mengap sehingga toketku ikut naik turun seirama nafasku yang kacau. Mimik wajah om Usman menunjukkan dia puas sekali ngecret di mulutku. Kulihat kontolnya sudah tidak setegang tadi lagi, ukurannya menyusut.
Beberapa menit kami beristirahat, om Rizal mengajakku naik ke pinggir kolam. “Gantian Nes.. sekarang aku di bawah, kamu di atas!” Wah aku jadi kerja rodi nih ngelayani napsu 2 lelaki yang kuat ngentotnya. Mana Dina gak keluar2 lagi. Tapi ya udah, namanya juga berburu kenikmatan ya aku lakukan juga. Tanpa diminta lagi aku mengangkangi tubuhnya yang sudah rebah telentang di
atas lantai marmer. Aku tanpa ragu menuntun kontolnya yang sudah kembali mengeras ke arah nonokku dan aku mengambil posisi menduduki tubuhnya. Dengan bernafsu kugoyangkan pinggulku diatas tubuhnya, bahkan aku ikut membantu kedua belah telapak tangannya meremasi toketkuku. Om Usman menonton adeganku sambil tetap berendam di tepi kolam, kadang-kadang tangannya iseng merabai pahaku. “Ayo..goyang Nes..oohh!” om Rizal sepertinya ketagihan dengan goyanganku, begitu juga om Usman, dia tidak tahan hanya menonton saja. Dia keluar dari kolam dan berdiri di sebelahku, kontolnya mengacung di depan mukaku. “Emut lagi Nes”, katanya sambil menjejalkan kontolnya ke mulutku. Dengan tetap bergoyang, aku juga mengisap-ngisap kontol om Usman. Saat mereka sedang asyik-asyiknya menikmatiku, tiba-tiba pintu terbuka, Dina muncul, bertelanjang bulat. Dia hanya bisa melongo melihat aku sedang dikerjai berdua. Tetap dalam posisinya om Rizal menengok ke samping dan menyapa Dina, “Ayo Din, join”. Beberapa saat kemudian om Usman mencabut kontolnya dari mulutku, namun aku masih harus menyelesaikan urusanku dengan om Rizal. om Usman mendekati Dina dan menepuk pantatnya. om Rizal sibuk menggerakkan pinggulnya membalas goyanganku. 15 menit dalam posisi ‘woman on top’ sampai akhirnya tubuhku bergetar seperti menggigil lalu “Aaahh..!!” Desahan panjang keluar dari mulutku, kepalaku mendongak ke atas. Tubuhku melemas dan ambruk ke depan, ke dalam pelukannya. Dia peluk tubuhku sambil kontolnya tetap dalam nonokku, kami berdua basah kuyup oleh air kolam maupun keringat yang mengucur. “Ganti posisi yah Nes” katanya dekat telingaku. Lalu tubuhku ditelungkupkan. Aku nurut saja ketika posisiku diatur seperti merangkak. Segera kontolnya terbenam lagi dalam nonokku, dan dienjotkannya dengan cepat dan keras, kontolnya keluar masuk menggesek dinding nonokku, walaupun lemes aku merasa nikmat luar biasa. Dengan keras dia sodok-sodokan kontolnya dan toketku yang
menggantung diremas-remasnya. Suara rintihanku saling beradu dengan lenguhan om Rizal, juga dengan rintihan Dina yang sedang dientot om Usman dalam posisi telentang di dipan. Om Rizal menarik wajahku dan memagut bibirku, diciumnya aku dengan lembut. Akhirnya kembali kukeluarkan cairan hangat dari nonokku, aku nyampe lagi. Permainan itu membuatku merem-melek dan banyak menguras tenagaku, akupun ambruk dengan nafas yang kacau. Dia mencabut kontolnya yang masih ngaceng dengan kerasnya. Om Rizal menggantikan posisi om Usman yang rupanya sudah ngecret. Bener2 hebat om Rizal, gak ada matinya. Dengan penuh napsu dia mengentoti Dina yang terkapar lemes, sampai akhirnya diapun ngecret di nonok Dina.
Malemnya setelah makan, om Rizal meninggalkan kami beryiga, dia masih ada urusan yang harus diselesaikan. Om Usman tidak menyia2kan kesempatan ini, minta dilayani oleh kami berdua. Dia berbaring telanjang di ranjang. Dina segera mengocok-ngocok kontolnya perlahan. Aku berjongkok di depannya. Dina mulai memasukkan kontol om Usman ke dalam mulutnya. Kepalanya mulai bergerak naik turun. Pipinya yang sedikit menonjol disesaki kontol om Usman.
Sementara aku menciumi dan menjilati pahanya menunggu giliran. Sesaat kemudian, Dina mengeluarkan kontol om Usman dari mulutnya, dan aku langsung meraihnya dengan bernafsu. Kujilati terlebih dahulu mulai dari kepala sampai ke pangkal batangnya, dan perlahan aku mulai menghisap kontol om Usman. Om Usman menarik Dina dan menciuminya. Dinapun membalas pagutan om Usman. Ciuman dan jilatannya kemudian beralih ke pentil om Usman, sementara kontolnya masih menjejali mulutku. Segera om Usman menarik Dina kedalam pelukannya. Om Usman menjilati pentilnya. “Ahh…ssstt…” erangan nikmat keluar dari mulut Dina. Erangan ini
semakin keras terdengar saat jari om Usman mengusap-usap nonoknya.
“Sebentar ya Nes..”kata om Usman sambil mencabut kontolnya dari mulutku. Dina ditariknya sampai berbaring dan om Usman mengarahkan kontolnya ke nonok Dina. “Pelan-pelan ya om.” desah Dina perlahan. Kontol om Usman mulai menerobos nonok Dina. Erangan Dina semakin
menjadi. Tangannya tampak meremas sprei ranjang. Mulutnya setengah terbuka, dan matanya terpenjam. “Ahhhh…ahhhh” desah Dina saat om Usman mulai menggenjot kontolnya keluar masuk. Dina mulai menggelinjang merasakan kontol om Usman menghunjam ke nonoknya sementara aku menonton adegan itu dengan penuh napsu. Om Usman menghentikan enjotannya dan mengganti posisi, sekarang Dina yang diatas. SKembali kontol om Usman menerobos nonok Dina. “Ahhhh….” erangnya. Dina kemudian menggoyang-goyangkan tubuhnya turun naik mengocok kontol om Usman didalam nonoknya. Om Usman meraih aku kedalam pelukannya dan mencium bibirku. Toketku diremasnya dengan gemas, pentilku mendapat giliran selanjutnya. “Sstttthhhh….sstttt” erangku saat om Usman menjilati dan dengan gemas mengisap toketku. Sementara Dina masih menggoyang-goyangkan tubuhnya. Matanya terpejam. Om Usman memilin-milin pentil Dina sementara aku menjilati pentil om Usman. “Ahhhhh……” erang Dina panjang saat dia nyampe. Tubuhnya mengejang beberapa saat, kemudian lunglai di atas tubuh om Usman. Om Usman menciumi pundak Dina beberapa saat, sebelum digulingkan kesebelahnya.
“Giliranmu Nes..” katanya. Akus langsung menghentikan hisapanku pada pentilnyau, dan dengan bergairah menggantikan posisi Dina. Aku menaiki tubuhnya dan kuarahkan kontol om Usman ke nonokku. “Ihhh..gede banget…iihhhh” desahku saat kontolnya menerobos nonokku. Dengan bernapsu aku menggoyang-goyangkan tubuhku. Toketku berguncang-guncang saat aku mengenjotkan pantatku turun naik. Terkadang om Usman menarik tubuhku agar dia bisa menghisapi pentilku. Bosan dengan posisi ini, om Usman minta aku menungging sambil memegang tepian bagian kepala ranjang. Disodokkannya kontolnya kembali ke dalam nonokku. Aku kembali mengerang. “Ihh..ihh..” desahku saat dienjot dari belakang. Dina tak berkedip
melihat aku dientot secara “doggy-style”. “Sini Din” om Usman memanggilnya. Saat dia menghampiri, langsung om Usman kembali menciumi Dina, sementara itu tangannya memegang pinggangku sambil sesekali menepuk-nepuk pantatku. “Ihh..ihh.. Ines nyampe mas.” erangku saat aku nyampe. Dia melepaskan kontolnya dari nonokku. Aku ditelentangkannya dan segera kontolnya ambles lagi dinonokku. Om Usman dengan penuh napsu mengenjotkan kontolnya dengan cepat dan keras, keluar masuk menggesek nonokku, sampai akhirnya dia menjerit keenakan. Terasa ada semburan peju hangat didalam nonokku. Diapun terkulai.
“Om mainnya hebat banget …” kata Dina sambil tersenyum. “Iya..kita berdua aja dibuat kewalahan…”sahutku sambil mengusap-usap dadanya. “Habis kalian cantik-cantik sih. Jadi nafsu nih” jawabnya. “Kita sih puas banget deh dientot om, lemes tapi nikmaat banget, ya Nes” kata Dina. “Yang gemesin ini lho..gede banget ukurannya” kataku sambil mulai mengusap-usap kontolnya. “Iya.Rahasianya apa sih om?” TKurasakan kontolnya mulai mengeras lagi, luar biasa.
“Om, buat kenang-kenangan Dina video ya..” ujar Dina tiba-tiba, sambil bangkit mengambil HPnya. “Jangan ah. Udah nggak usah” om Usman menolak. “Ah..nggak apa om. Habis kontolnya gemesin banget deh..Dina nggak ambil mukanya kok..” sahutnya. “Awas, bener ya. Jangan kelihatan mukanya lho” kata om Usman lagi. “Om berdiri di sini aja biar lebih jelas. Terus kamu isepin Nes.. Ntar gantian” kata Dina. Om Usman bangkit dan berdiri di samping ranjang. Aku
kemudian berjongkok di depannya, dan mulai menjilati kontolnya. “Rambut lkamu Nes..jangan nutupin” kata Dina sambil mulai merekam adegan itu. Om Usman membantu aku menyibakkan rambutku dan aku mulai mengulum kontolnya sambil mengelus-elus biji pelernya. Dina merekam adegan itu dengan antusias. Om Usman mengerang nikmat, sambil membantu menyibakkan rambutku. Cukup lama aku mengemut kontolnya. Sementara tampak Dina sangat terangsang melihat aku menikmati kontol om Usman. “Nes..gantian dong..” katanya beberapa saat kemudian. Hpnya diserahkan ke aku, dan gantian Dina sekarang yang berjongkok di depan om Usman. Disibakkannya rambutnya kesamping agar aku dapat merekam adegan dengan jelas. Dijilatinya perlahan seluruh kontol om Usman. Lubang kencingnya digelitik dengan lidahnya, kemudian mulutnya mulai mengulum perlahan kontol om Usman. “Jangan pakai tangan Din..” kata ku yang sedang merekam adegan itu. Dina kemudian melepas tangannya yang memegang kontol om Usman, dan ia memaju mundurkan kepalanya. Sesaat kemudian dia mengeluarkan kontol dari mulutnya dan, tetap dengan tanpa memegang kontol, Dina menjilatinya sambil bergumam gemas. Kemudian dihisapnya kembali kontol om Usman dengan bernafsu. Diperlakukan seperti itu, om Usman gak tahan lagi. “Arrghh.. hampir ngecret nih..” erangnya.
“Om yang ambil ya..” kataku sambil menyerahkan hp padanya. Aku kemudian berjongkok bersama dengan Dina. Kontol itu kukocok-kocoknya. Om Usman tidak tahan lagi. Sambil merekam adegan, dia ngecret membasahi muka kami. Setelah beristirahat sejenak, om Usman meminta hp Dina. Dia ingin memastikan wajahnya tidak terlihat di rekaman video yang tadi diambil. Kami mengobrol beberapa lama, sebelum beranjak pulang. Om Usman mengantarkan kami pulang. “Kapan-kapan kita maen lagi ya om”, saat mobil sampai didepan rumah. Aku turun dan mobil melaju mengantarkan Dina kerumahnya, atau entah kemana.

0 comments on "Di Kolam Renang"

Post a Comment

TRANSLATOR

England spain Germany france portugal italy netherlands turkey norway russia bulgaria Philippinese thailand japan china Korea indonesia arab-saudi vietnam greece india

DATA TOGEL SINGAPURA

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net
free counters

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner



Collections







 

Link ExChange

ARCHILIZONE

To See Your X-Change LINK

MyBlogLog

Join My Community at MyBloglog!

Members

 

A R C H I L I Z O N E Copyright 2009